KISAH NYATA DOSEN “KOMUNITAS PEDULI ANAK
PUTUS SEKOLAH”
Karya : Dandy Muhamad Fadilah ( Universitas Esa
Unggul)
Juara III Lomba Kisah Inspirasi Exist Fair 2017
Pendidikan merupakan keharusan mutlak pada
manusia yang sudah sepatutnya ada pada manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
Tentang SISDIKNAS : Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Selain itu pengertian
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dalam Suwarno yaitu : Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
mewujudkan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan
jasmani anak, menuju kearah menuju kedewasaan dalam arti kesempurnaan hidup
yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang selaras dengan alamnya dan
masyarakat. dari paparan tersebut sudah jelas pentingnya suatu bangsa
dalam memperhatikan kualitas pendidikan dan juga meratanya pendidikan di
Indonesia.
Faktor
yang paling penting dalam membangun sebuah peradaban suatu negara adalah
Pendidikan. Masa depan sebuah bangsa terletak di generasi-generasi muda yang
akan mengangkat derajat sebuah bangsa. Di Indonesia sendiri masih banyak
anak-anak yang lebih memilih bekerja karena ketidakmampuan mereka untuk
membayar biaya sekolah ataupun membeli peralatan untuk sekolah. Dalam kehidupan
sehari-hari kita sering melihat remaja bahkan anak-anak kecil yang pada saat
jam belajar mereka asik bernyanyi di jalan mengumpulkan uang untuk kehidupan
mereka sehari-hari. Sebagai mahasiswa, kita sangat beruntung bisa mengenyam
pendidikan tinggi tanpa pernah merasakan putus sekolah.
Ide ini berawal
dari ketertarikan saya mendengar cerita nyata dosen Planologi saya ketika
beliau sedang mengajar di kelas. Ketika di kelas, Beliau sering sekali
memberikan kisah nyata beliau yang bertujuan untuk memotivasi mahasiswanya agar
kita selalu bersemangat dan mengingat tujuan awal kita untuk memulai
perkuliahan. Beliau tidak seperti dosen lainnya, dengan sikap yang sedikit
lucu, kekinian, acuh tak acuh namun sangat pengertian. Terdapat hal yang
menarik dari beliau, Beliau tidak menginginkan mahasiswanya untuk berjabat
tangan dengannya. Beliau berkata “Menjabat tangan hanya memunculkan
kesenjangan”, untuk itu ketika mahasiswanya ingin berjabatan tangan, beliau
selalu mengepalkan tangannya sehingga kita sama-sama berjabat tangan dengan
saling meninju.
Di sela-sela
mengajar beliau selalu menyisipkan kisah menarik yang berasal dari kisah nyata
beliau. Salah satunya adalah ketika beliau menjadi atasan di salah satu
perusahaan swasta, Beliau mempunyai seorang karyawan (officeboy) yang
masih muda. Beliau merasa tertarik untuk mengetahui asal-usul anak tersebut,
dan akhirnya beliau secara langsung menanyakan kepada karyawan tersebut tentang
kondisi kehidupannya dan darimana ia berasal. Officeboy ini berasal dari
tanah Jawa dan ia hanya lulusan SMA sedangkan orang tuanya sangat miskin dan
buta huruf. Orang tuanya hanya seorang petani di desanya. Untuk itu dia
memutuskan untuk mencari pekerjaan di Jakarta.
Lalu setelah
pembicaraan selesai di sela-sela pekerjaannya officeboy ini selalu
menyempatkan bertanya ke beliau kiat-kiat untuk bisa menjadi sukses. Akhirnya
karena merasa terganggu, beliau memukul officeboy ini dan beliau
menyuruh dia untuk melanjutkan kembali pekerjaannya. Beberapa hari kemudian, officeboy
ini tanpa takut dan ragu mendatangi beliau kembali dan bertanya kepada beliau “Bagaimana
bapak bisa berada di posisi bapak seperti sekarang?”. Dengan sikap acuh
beliau menjawab “Saya kuliah dan mendapat beasiswa”. Akhirnya karena
beliau merasa terusik. Beliau menceritakan kisah beliau saat duduk di
perkuliahan di sebuah universitas negeri di Bandung. Saat di perkuliahan beliau
sangat rajin menulis dan juga rajin membaca buku di perpustakaan, beliau juga
dikenal dosen sebagai anak yang pandai yang selalu bertanya. Di setiap mata
kuliah beliau selalu bertanya banyak hal. Walau begitu beliau dulu bukan
seseorang yang kaya, orangtuanya juga buta huruf seperti orangtua officeboy
ini. Bahkan beliau sering sekali makan di acara pernikahan ataupun sunatan,
walau dia tidak mengetahui dan kenal dengan pemilik acara itu. Dan akhirnya
beliau mendapat beasiswa dari kampus dan lulus dengan predikat terbaik walaupun
beliau sedih karena beliau di wisuda tanpa ada orang tua yang mendampinginya
sewaktu upacara wisuda. Namun hal tersebut membuat beliau untuk selalu terpacu
dan bekerja keras. Berkat kegigihannya, beliau akhirnya sukses sampai saat ini.
Akhirnya dia
termotivasi dengan cerita dosen saya. Dia juga menginginkan untuk bisa
melanjutkan pendidikannya seperti beliau. Suatu hari dia mendatangi ruangan
beliau kembali, “Bolehkah saya melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan?”.
Dengan sikap acuh beliau menjawab “Silahkan itu adalah urusan kamu”. “Lalu
bagaimana dengan biaya semester dan pekerjaan saya disini?”, beliau
menjawab dengan acuh kembali “Terserah kamu, kamu berhak untuk menentukannya
sendiri”, Dengan memohon officeboy ini mengatakan kepada beliau “Maukah
anda menjadi wali saya?” karena orang tua dia berada di Jawa dan tidak
mungkin orangtuanya untuk membiayai kuliahnya. Tanpa berfikir panjang terlebih
dahulu beliau hanya mengatakan “Iya”, Sambil menangis dia bersujud di
depan kaki beliau lalu beliau menendang dia dan berkata “Sujudlah hanya
kepada tuhanmu” dia berjalan keluar dari ruangan kantor beliau. Seketika
beliau baru menyadari perkatannya beliau tadi. beliau berfikir, dengan perkataan tadi beliau berarti
menyetujui untuk mengurus anak itu dan membiayai kuliahnya beserta keperluannya
selama perkuliahan. Beliau kaget namun beliau hanya tersenyum dan tidak
menyesali perkataannya.
Setiap hari
setelah bekerja officeboy ini selalu belajar untuk menghadapi tes masuk
perguruan tinggi negeri yang disarankan dosen saya. Karena beliau akan
membiayai perkuliahannya ketika officeboy ini lulus dari tes masuk
perguruan tinggi ternama. Dengan semangat belajar yang tinggi pada akhirnya officeboy
ini dinyatakan lulus dari tes ujian masuk. Setiap hari setelah pulang kuliah
dia akan membantu membersihkan kantor dan menyelesaikan pekerjaan di kantor
dengan baik, setelah menyelesaikan pekerjaannya dia bergegas untuk belajar atau
membuat tugas kuliahnya lalu beristirahat. Dia sangat bertanggung jawab dengan
amanah yang dia dapatkan untuk melanjutkan perkuliahan sekaligus membantu dosen
saya untuk membersihkan kantornya. Sampai akhirnya seorang officeboy ini
dinobatkan lulus dengan predikat terbaik dari universitas ternama di Jakarta.
Setelah lulus beliau mendatangi dosen saya kembali dan bertanya “Bolehkah
saya bekerja di perusahaan lain?” dosen saya hanya mengatakan “Terserah
kamu, kamu sudah lulus kuliah sekarang, kamu bisa bekerja di perusahaan manapun”,
Lalu beberapa hari kemudian dosen saya mendapatkan kabar bahwa seorang officeboy
ini sekarang bekerja di bank ternama di Singapura dan bahkan menjadi
pimpinannya. Setiap ada waktu dia akan menghubungi dosen saya untuk menanyakan
kabar beliau. 3 hal yang selalu dosen saya katakan kepada officeboy ini
“Jangan dustakan tuhanmu, sayangilah orangtuamu, dan bekerja keraslah”
itulah perkataan dosen saya kepada dia sehingga dia selalu termotivasi setiap
harinya.
Setelah kejadian
itu, Dosen saya merasa sangat senang membantu anak-anak yang putus sekolah atau
tidak bisa melanjutkan kuliahnya. Beliau juga pernah membantu seorang anak yang
setiap hari setelah pulang sekolah ia membantu orang tuanya berjualan di
pinggir jalan, dan dengan kebaikan hati beliau, beliau membantu anak itu untuk
melanjutkan kuliahnya. Syaratnya adalah anak tersebut dapat dinyatakan lolos
seleksi beasiswa ternama di Bandung. Dan akhirnya anak tersebut lolos seleksi
dan beliau mengurus semua beasiswa dan juga biaya kehidupan sehari-hari anak
tersebut. Beliau sangat mahir dalam bermusik, Beliau dan teman-temannya setiap
memiliki waktu luang selalu membuat acara untuk mengumpulkan dana untuk memberikan
sumbangan bagi anak-anak yang kurang beruntung karena tidak bisa melanjutkan
pendidikan mereka atau bahkan putus sekolah. Dari kisah nyata beliau saya
sangat kagum atas kebesaran hati beliau yang masih memikirkan anak-anak yang
kurang beruntung saya juga kagum atas kerja keras dan semangat belajar dari
kedua anak tersebut. Saya mengingat perkataan Dedy Corbuzier dalam sebuah acara
talkshow di televisi. Beliau berkata: “Anak-anak yang putus sekolah dan
tidak beruntung karena tidak bisa melanjutkan kuliah bukan berarti mereka tidak
pintar, mereka hanya tidak beruntung. Bisa saja anak-anak tersebut merupakan
anak-anak cerdas penerus bangsa yang dapat menemukan obat untuk penyakit AIDS
dan penyakit berat lainnya”.
Di
sisi lain pelaksanaan pendidikan di Indonesia masih memiliki beberapa permasalahan
yang cukup besar. Yaitu mahalnya biaya sekolah yang mengakibatkan angka putus
sekolah semakin tinggi dan juga kebutuhan sehari-hari yang semakin banyak
menyebabkan mereka memutuskan untuk bekerja daripada bersekolah. Ketidakmampuan
ini akan berdampak pada pilihan untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi atau tidak menamatkan jenjang pendidikan yang sedang dijalani
(putus sekolah).
. Putus sekolah adalah proses berhentinya
siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar yaitu pembelajaran
yang dilakukan disekolah formal. Istilah putus sekolah dimaksudkan untuk semua
anak yang tidak menyelesaikan pendidikan 6 tahun sekolah dasar dan mereka
yang tidak memiliki ijazah SD. Alhasil mereka menjadi anak terlantar yang harus
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Menurut Undang – Undang nomor 23 tahun
2002 bahwa anak terlantar yakni anak yang kebutuhannya tidak terpenuhi secara
wajar, baik kebutuhan fisik, mental, spiritual maupun sosial. Kebutuhan fisik
meliputi pakaian, tempat tinggal, makan. Kebutuhan mental meliputi dorongan
motivasi dari orang tua, teman, saudara. Sedangkan spiritual dapat melakukan
ibadah sesuai dengan agama yang dipeluk.
Karena
hal ini saya memiliki gagasan untuk bercita-cita membuat sebuah Komunitas
Peduli Anak Putus Sekolah. Komunitas ini merupakan komunitas yang mempunyai
anggota dari gabungan beberapa mahasiswa di universitas dalam satu wilayah yang
memiliki tujuan untuk membantu anak-anak yang putus sekolah karena biaya. Dana
tersebut didapatkan dari hasil penggalangan dan maupun penjualan karya-karya
dari mahasiswa untuk dijual ke masyarakat sekaligus kita juga dapat belajar
untuk menjadi seorang pengusaha. Berikut ini merupakan hal yang dapat dilakukan
para mahasiswa dalam komunitas ini:
1) Mahasiswa dapat saling bahu-membahu membuat sebuah
rumah belajar dimana para ahli pengajar merupakan mahasiswa itu sendiri. Rumah
belajar ini tersebar ke berbagai wilayah dan dapat dibentuk dari beberapa
gabungan mahasiswa dari berbagai universitas. Para mahasiswa lain yang tidak
dapat membantu menjadi ahli pengajar dapat pula menyumbangkan buku-buku
pelajaran bekas atau juga dapat menyumbangkan alat tulis untuk keperluan
anak-anak ini..
2) Untuk membangun rumah belajar, para mahasiswa dapat
mengumpulkan dana dari membuat karya-karya mereka dalam bentuk apa saja yang
dapat dijual ke masyarakat, selain itu para mahasiswa dapat membuat acara
penggalangan dana yang berupa konser musik ataupun menampilkan kreatifitas para
mahasiswa agar menarik minat masyarakat menyumbangkan dana untuk rumah belajar
tersebut.
3) Untuk membangun jiwa kewirausahaan mahasiswa, kita
juga bisa membuat sebuah wirausaha bersama yang nantinya sebagian dari hasil
yang diperoleh bisa disumbangkan ke rumah belajar tersebut (Social Entrepreneur).
4) Yang terakhir kita bisa bekerja sama dengan dinas
sosial atau komunitas-komunitas sosial setempat baik pemerintahan ataupun
organisasi sosial untuk membantu program kita mengurangi angka anak-anak yang
putus sekolah, dengan membuat proposal permintaan dana dll.
Banyak hal yang dapat kita manfaatkan untuk membantu
sesama, Kita sebagai mahasiswa yang beruntung untuk mengeyam pendidikan tinggi
sudah seharusnya untuk terjun kelapangan membantu teman disekitar kita. Dengan
hal ini kita juga membantu peran pemerintah dalam membarantas tingginya angka
putus sekolah di Indonesia. Selain itu kita juga dapat belajar menjadi seorang
wirausaha yang menciptakan banyak lapangan pekerjaan serta kita juga dapat membantu
orang di sekitar kita.
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap kaum muslimin dan muslimat”
hadist ini selalu menjadi pegangan kuat saya untuk selalu semangat dalam
mencari ilmu dan selalu menjadi acuan saya untuk terus belajar dari kegagalan.
Narasi dari Penulis:
Perkenalkan
saya Dandy Muhamad Fadilah, saya mahasiswa Planologi Universitas Esa Unggul.
Kisah yang saya ambil merupakan kisah nyata salah satu dosen planologi saya,
beliau sangat dikagumi oleh saya dan teman-teman saya. Saya berharap dengan
adanya tulisan saya ini saya bisa menggerakkan hati semuanya untuk turut andil
membantu teman-teman kita yang kurang beruntung untuk bisa melanjutkan
pendidikannya. Saya merupakan anak dari keluarga sederhana, sebelum kuliah saya
bekerja di perusahaan swasta untuk membiayai kuliah saya. Saya harap semua yang
telah mendapatkan kenyamanan untuk berkuliah agar semangat dalam mencari ilmu
karena pendidikan merupakan jembatan besar untuk menaikkan derajat kita di mata
allah s.w.t.
Download versi pdf di Disini
0 comments:
Post a Comment