Halaman

Wednesday, April 26, 2017

JUARA II LOMBA KISAH INSPIRASI NASIONAL EXIST FAIR 2017



Dari Rekomendasi Rumah Sakit Jiwa, Hingga Berkelana Keliling Nusantara dengan Karya
Karya : Ahmad Farid Ary Wardhana ( Universitas Airlangga)
Juara II Lomba Kisah Inspirasi Exist Fair 2017

            Seolah mendapat kilatan petir dari langit bagi ibu endang mendengar hasil rekomendasi dari guru Bimbingan dan Konseling(BK) Sekolah Dasar (SD) yang merekomendasikan anak pertamanya ahmad untuk diterapi  di Rumah Sakit jiwa terdekat. Tapi itulah yang terjadi, anak pertamanya harus menghadapi tamparan keras dari sekolahnya dengan surat rekomendasi itu. Bukan ketidakmampuannya mencerna pelajaran yang diberikan, karena ahmad selalu masuk rangking atas dikelasnya namun kondisi mentalnya yang masih terlalu rapuh membuat surat rekomendasi itu turun padanya. Ibu Endang akhinya memilih untuk memindahkan sekolah agar anak pertamanya masih dapat melanjutkan pendidikan, Alhamdulillah Allah berkendak lain sang ayah dipindah tugaskan keluar kota sehingga keinginan ibu Endang untuk memindah sekolahkan sejalan dengan kondisi yang membuat seluruh keluarga boyongan pindah kota.
            Setelah pindah kota masih saja ada masalah tentang sekolah Ahmad, yang membuat semua orang mungkin hanya sanggup geleng-geleng kepala. Ahmad tercatat 3 kali mendapat rekomendasi untuk pindah sekolah, dikarenakan kondisi mentalnya yang dianggap tidak siap dan belum sanggup untuk menempuh pendidikan. Permasalah mental ini beragam, tingkat egoisme Ahmad masih tinggi layaknya anak kecil bukan permasalahan tentang pemahaman materi karena ahmad selalu masuk rangking atas dimanapun kelas dan sekolahnya semasa sekolah dasar. Namun permasalahan non teknis, seperti cengeng dan manja berlebihan dan perlu diperlakukan beda ini lah yang susah untuk diterima oleh sekolah secara umum. Soal kondisi mental ini dikarenakan Ahmad memang masuk sekolah 3 tahun lebih awal dibandingkan teman-teman sekelasnya. Sempat muncul rekomendasi untuk tinggal kelas, namun ini ditolak juga oleh bu Endang dikarenakan menganggap Ahmad mampu unutk mengimbangi pelajaran. Sempat pula ada rekomendasi untuk memindahkan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) karena tes psikiater menunjukan kecenderungan Ahmad mengidap autisme dan hiperaktif.
            Tapi bu Endang memutuskan untk mengabaikan seluruh rekomendasi untuk memindahkan anaknya ke SLB atau memasukan anaknya ke Rumah Sakit Jiwa untuk terapi. Beliau dengan sabar merawat anak pertamanya yang memang memiliki kebutuhan yang tidak biasa dibandingkan anak lainnya secara umum, bu Endang percaya bahwa anak pertamanya adalah anak yang istimewa. Dengan penuh kesabaran dan tawakal kepada Yang Maha Kuasa bu Endang merawat dan menasehati sembari terus membimbing anaknya dengan penuh keyakinan.
            Ahmad memang sebuah catatan khusus sejak dalam kandungan hingga dilahirkan. Sejak didalam kandungan Ahmad sudah pernah mendapatkan rekomendasi untuk digugurkan karena, karena kondisi kandungan yang dianggap tidak memenuhi ketentuan dan membahayakan bagi yang mengandung. Dengan penuh doa dan keyakinan bu Endang memutuskan untuk meneruskan hingga melahirkan anaknya. Menjelang proses kelahiran sekalipun tak mudah, karena sejak awal sudah digunakan penguat kandungan tepat menjelang proses kelahiran tenaga bu Endang sudah habis dan akhirnya Operasi caesarpun diambil sebagai opsi untuk menyelamatkan ibu dan bayinya. Ahmad sendiri terlahir setelah melewati masa kandungan 10 bulan lebih, dan dalam posisi air ketuban sudah pecah hampir seminggu sebelum dilahirkan. Lahir dalam kondisi kritis dan kemungkinan menderita penyakit infeksius yang besar tak menyurutkan niat bu Endang untuk tetap merawat buah hatinya ini. Walau dokter sudah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan bayi Ahmad dapat bertahan hidup lama dikarenakan kondisinya itu.  Apapun itu bu Endang menganggap semua yang diucapkan dokter adalah sebuah analisis manusia, dan semuanya kembali kepada Kuasa Sang Pencipta yang dapat mengubah segala sesuatunya. Dengan pasrah dan penuh kasih sayang dengan sang ibu membesarkan anak pertamanya ini.
            Menjelang akhir masa  sekolah dasarnya Ahmad mulai menunjukan tajinya bahwa ia sangup bersaing dengan anak yang normal tanpa catatan. Tercatat dua kali Ahmad berada di papan atas ajang kompetisi sains tingat karisidenan jember. Hal yang mulai membuat sang ibu optimis bahwa anaknya ini masih memiliki masa depan yang cerah dan kompetitif. Ahmad pun akhirnya lulus sekolah dasar sebagai salah satu siswa dengan nilai yang terbaik, hal yang tidak mengejutkan karena Ahmad sendiri tidak pernah memiliki masalah dengan pemahaman materi pelajaran. Namun perkembangan kondisi mentalnya menjadi sebuah catatan tersendiri bagi sekolah yang nanti akan menerimanya dijenjang berikutnya.
            Akhirnya Ahmad berhasil diterima di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang cukup punya nama dan reputasi di Jember. SMPN 1 Jember menjadi tempat selanjutnya Ahmad untuk menuntut ilmu. Di sekolah ini, bukan rekomendasi SLB atau rumah sakit jiwa yang didapat, tapi 1001 masalah yang terjadi membuat Ahmad di ujung tanduk dengan total poin permasalahan 99 dari angka 100. Kumpulan poin ini akumulasi kasus Ahmad yang pernah nyaris loncat dan percobaan bunuh diri di sekolah, serta pertikaian sesama pelajar. Meski di ujung tanduk, sesuai regulasi sekolah ketika poin belum mencapai angka 100 maka yang dilakukan adalah pembinaan intensif dari Bimbingan dan Konseling sekolah. Disanalah Ahmad bertemu dengan Bu Sri, sosok yang memotivasinya dan mengubah jalan hidupnya. Bu sri selalu berkata kepada Ahmad
 Nak, tak apa kamu nakal, tak masalah kamu berbeda, tunjukan apa yang membuatmu layak mendapat atensi lebih bukan karena masalah yang kau ciptakan tapi prestasi yang kau torehkan.
Hingga Ahmad lulus SMP masih belum terlihat sebuah catatan prestasi khusus, namun mulai terlihat perbaikan kondisi mental dan semakin jarang masalah timbul di sekolah.
            Lulus dari SMP 1 Jember, Ahmad memutuskan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Jember. Sekolah yang kala itu jauh dari favorit dan terkenal sebagai penampungan bagi mereka yang tidak diterima di SMAN 1 atau SMAN 2 yang merupakan sekolah favorit di kota Jember. Keputusan ini sempat mengundang pertanyaan, baik dari dewan guru SMP yang menganggap Ahmad masih dapat bersaing di kedua sekolah favorit tersebut, serta orang tuanya yang menanyakan mengapa Ahmad tidak mencoba mendaftar di kedua sekolah favorit tersebut. Ahmad dengan mantap bertutur :

 Bapak, ibu, jadi begini mengapa saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke SMAN 4 Jember. benar memang, sekolah itu bukan sekolah favorit. letak sekolah yang jauh dari tengah kota itu menjadi salah satu alasan karena pergaulannya lebih terjaga, selain itu saya ingin suasana baru.. hampir seluruh teman-teman SD dan SMP ada di kedua sekolah favorit tersebut. kenangan mereka akan kasus semasa SD dan SMP tak mungkin mudah terlupakan bagi mereka.
Mendengar pernyataan dari Ahmad, ayah dan ibunya balik memberikan sebuah tantangan :
 Okelah nak, ini pilihan hidupmu. kalau kamu sudah yakin silahkan, namun kami ingin kamu sanggup memberikan sesuatu dan tunjukan pada kami bahwa pilihanmu memilih sekolah disana adalah sebuah pilihan yang tepat.
Pernyataan orang tuanya membuat Ahmad semakin bersemangat untuk menunjukan kapasitasnya dan menunjukan sisa-sisa kejayaan yang sempat muncul di SD kala ia selalu meraih rangking dulu.
            Kemampuan Ahmad semakin terasah di sekolah yang ia pilih untuk melanjutkan pendidikan itu. Hampir seluruh kompetisi perlombaan dalam berbagai bidang Ahmad selalu ada di papan atas tingkat karisidenan besuki. Juara di cabor Bridge, dua kali lolos ke tingkat jawa bali dalam olimpiade biologi, dan selalu masuk 5 besar dalam seleksi OSN tingkat kabupaten menjadi sebuah pertimbangan tersendiri. Mengingat sekolah Ahmad bukan sekolah unggulan atau sekolah favorit, catatan prestasi yang ditinggalkan Ahmad masih sering menjadi pembicaraan bagi para juniornya. Kondisi inilah yang membuat Ahmad memiliki sebuah “tiket” lebih untuk melanjutkan pendidikan nantinya, karena sertifikat tersebut memiliki nilai tawar yang cukup tinggi daripada sekedar nilai rapot.
            Kendala mental sudah tak menjadi masalah utama di masa SMA ini, tapi kondisi fisik Ahmad menurun drastis akibat cedera parah yang ia dapat di tahun pertamanya SMA itu. Cedera yang masih membekas hingga sekarang, karena cedera di daerah pinggul, tulang duduk, dan tulang ekor yang cukup mengerikan. Alhamdulillah, Tuhan masih mengijinkan Ahmad untuk melanjutkan kehidupannya. Sempat dalam suatu kejadian ketika Ahmad tidur tiba-tiba ditarik kursi tempat dia merebahkan badan, tubuhnya pun jatuh cukup keras sehingga Ahmad kejang-kejang dan harus dirawat dengan bantuan oksigen selama berjam-jam. Sebuah kejadian yang dilakukan oleh temannya sendiri yang sekarang telah menjadi polisi, mungkin niatnya hanya sekedar bercanda tapi kondisi ini menjadi sesuatu yang sulit dilupakan Ahmad karena efeknya masih terasa hingga sekarang. Sejak dua kejadian ini Ahmad sering pingsan di Sekolah, dan seakan menjadi penghuni tetap klinik sekolah. Kondisi ini pula yang membuat Ahmad tidak lagi kompetitif di olahraga fisik, dan akhirnya mengalihkan fokusnya ke cabor bridge dan akademis.
            Rasa tidak percaya sempat ia rasakan ketika Ahmad hendak melanjutkan pendidikan ke tingkat Universitas. Hal yang lumrah ketika guru Bimbingan dan Konseling sekolah berusaha meredam niat Ahmad yang ingin mendaftar ke salah satu Institusi favorit di Indonesia, mengingat asal sekolah yang jauh dari favorit. Tapi Tuhan berkehendak lain, dengan segala daya dan upaya serta sertifikat lomba yang ia miliki akhirnya Ahmad diterima di salah satu kampus favorit di negeri ini. Ahmad ingin menunjukan kepada seluruh jajaran staf guru yang meragukannya kala itu, bahwa dengan niat dan usaha maka semua itu masih mungkin diraih. Keberhasilan Ahmad menembus institusi favorit di Indonesia melalui jalur prestasi membuat dirinya menjadi sumber inspirasi bagi adik kelasnya. Tercatatat setelah kelulusan Ahmad, prestasi SMAN 4 Jember semakin meroket dan menjadi salah satu sekolah yang diperhitungkan ketika ada ajang kompetisi akademis di karisidenan besuki.
            Memasuki bangku kuliah Ahmad semakin menunjukan tajinya sebagai salah satu civitas terbaik yang dimiliki institusinya sekarang. Insitutsi yang menerimanya sebagai mahasiswa fakultas perikanan dan kelautan. Walaupun awalnya selalu diragukan sebagai anak desa dari sekolah pinggiran, ditambah penampilannya yang jauh dari meyakinkan sehingga memperoleh cercaan dari sesama civitas maupun staf pengajar institusinya. Ahmad perlahan tapi pasti menunjukan kapasitasnya sebagai seorang organisatoris, tercatatat sejumlah jabatan mulai legislasi tingkat Fakultas, Wakil Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat Universitas, Koordinator perkumpulan Ormada Jember di Surabaya, hingga inisiator Paguyuban Jember tingkat nasional pernah dipercayakan kepadanya. Walau sedikit terlambat memulai dibandingkan seluruh rekannya Ahmad juga menjadi salah satu civitas terbaik dalam penulisan ilmiah mahasiswa tingkat nasional.
            Pengalaman petama Ahmad lolos Lomba Karya Tulis Ilmiah didapat pada semester empat masa kuliahnya. Ketika itu Ahmad berhasil meloloskan dua karya sekaligus dalam ajang LKTM Unhas Makassar 2014. Dalam ajang pertama yang ia ikuti Ahmad dan timnya berada di papan bawah skor penilaian, dan ini nampaknya menjadi sebuah pembelajaran yang berharga bagi Ahmad kedepannya. Pada Event selanjutkan yang ia ikuti (setelah hampir setahun vakum) KATULISTIWA 7 FEB Universitas Brawijaya Malang 2015 bersama timnya Ahmad meraih Juara 1, dan ini menjadi katalis Ahmad untuk terus menunjukan kapasitasnya dan berprestasi lebih jauh. Masih di tahun yang sama Ahmad berhasil meraih tambahan gelar Juara 2 Essay World Food Day, Juara 1 2nd IDENTIC FK Universitas Lambung Mangkurat 2015, dan Juara 3 PERANTARA Universitas Borneo tarakan 2015 menjadi hadiah yang ia berikan kepada Institusinya. Masih ditambah sejumlah finalis perlombaan di Surabaya dan Malang membuat namanya semakin diperhitungkan.
            Tahun 2016 Ahmad masih belum kehilangan motivasinya untuk terus berprestasi dan berkelana keliling Indonesia dengan bekal karya-karya yang ia tulis. Pulau maluku berhasil ia jejak melalui ajang Archipelago Essay Competition 2016, di pulau Bali ia menorehkan catatan emas dimana ia menjuarai Shariah Economic Learning Forum XIII 2016, Pulau sumatra ia jejak melalui PSP Event dan Agrapana Fair di Universitas Riau dimana ia menjadi harapan tiga, dan pulau Sulawesi di kota yang sama dimana semuanya dimulai Kota Makassar ia memborong dua gelar juara satu pada acara PIKIR 2016 Unismuh dan LKTM Unhas 2016. Dimensi wawasan penulisannya pun semakin luas, tercatat ia sanggup menulis dengan beragam tema mulai dari kesehatan, ekonomi syariah, K3, pertanian, bidang umum, hingga bidang yang palin ia kuasai di Kelautan dan Kemaritiman.
            Ahmad berhasil menunjukan satu hal yang bahwa kita tak perlu kalah terlebih dahulu sebelum berperang. Ahmad juga menunjukan kemampuannya beradaptasi dan mempelajari berbagai macam bidang tema, dengan partner yang hampir selalu berganti ditiap perlombaan. Bagaimana ia dan tim menjuarai IDENTIC (Indonesia Medical Scientific Competition) mengalahkan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas brawijaya yang merupakan salah satu kampus favorit dengan fakultas kedokteran di Indonesia. Dengan juri dan penguji yang berlatar belakang profesional dan akademisi dibidang Kesehatan. Lalu ia dengan tim menaklukan Shariah Economic Learning Forum XIII tanpa satupun anak ekonomi syariah. Ajang umum seperti KATULISTIWA 7 dan PERANTARA  pun Ahmad mampu beradaptasi dan menjuarainya. Belum lagi catatan finalis di bidang K3, Pertanian, Energi, dan bidang-bidang lainnya yang jauh dari bidang yang ia pelajari semasa kuliah.
            Belum cukup dengan catatan Nasional, sejumlah gebrakan yang ia lakukan untuk meningkatkan daya saing fakultasnya pun hingga tingkat Internasional. Tercatat pada semester dua ia menjadi delegasi Internasional dengan angkatan paling muda sepanjang sejarah Fakultas, karena biasanya delegasi Internasional adalah mahasiswa diatas tahun ketiga. Lalu bagaimana ia dan timnya menginisiasi Progam Praktek Kerja Lapang di luar negeri, ia dan tim menjadi pertama yang melakukannya di Vietnam. Hampir tiap tahun sejak kelolosan pertamanya Ahmad selalu menjadi delegasi Internasional. Sebuah catatan yang membuat namanya menjadi bahan perbincangan di tingkat civitas akademika Insitusi, dan menjadi sebuah kebanggan tersendiri bagi fakultasnya.
            Dibalik sejumlah catatan itu, Ahmad tetaplah seorang anak yang patuh terhadap Ibunya. Dia tetaplah anak yang selalu merindukan rumah dan berusaha berbakti sebaik mungkin bagi orang tuanya. Terlepas dari sejumlah pembuktian yang ia lakukan, Ahmad sadar.. bukan itu semua yang akan dipertanggung jawabkan tapi bagaimana ia berguna bagi lingkungannnya dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
            Ahmad kini masih berjuang untuk menyelesaikan Tugas Akhirnya untuk segera menyelesaikan masa baktinya kepada institusi tempatnya bernaung. Catatan emas yang telah ia torehkan akan masih terus menjadi pembicaraan dan inspirasi bagi adik tingkatnya serta civitas lainnya. Ahmad membuktikan kepada seluruh rekan dan pengajarnya, bahwa setiap orang itu mungkin punya caranya sendiri untuk bersinar. Dan bagaimana ibu Endang merawat Ahmad, dari orang yang mendapatkan rekomendasi untuk diterapi di Rumah Sakit Jiwa hingga menjadi salah satu mahasiswa terbaik yang mampu bersaing ditingkat Nasional maupun Internasional. Selama kita masih Hidup, segala hal itu masih mungkin terjadi karena Kuasa Tuhan itu nyata. Karena hasil yang didapat diawali dengan sebuah proses panjang yang melelahkan dan menggoda kesabaran. Tidak semua orang terlahir sempuran atau sanggup seperti yang di Inginkan, tapi setiap orang adalah sosok Istimewa yang punya cara tersendiri untuk menunjukan bahwa ia Istimewa.
Tetaplah sabar dan istiqomah, seperti bagaimana Ibu Endang percaya dan penuh kasih sayang merawat Ahmad. Tetap berusaha seperti yang dilakukan Ahmad untuk membungkam mereka yang menyibirnya. Tuhan tak pernah tidur, dan Tuhan akan memberikan sesuatu sesuai kelayakan yang dilakukan hambanya. Percayalah dalam kehidupan ini semua akan berbalik, dan tidak ada sia-sia dari sebuah usaha menuju kebaikan.

 
Biodata Narasi :
Nama saya Ahmad Farid Ary Wardhana, seorang Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya yang tengah berupaya untuk dapat wisuda tahun ini. Puisi ini ditulis berdasarkan pengalaman pribadi dan kondisi nyata. Seorang yang diremehkan yang kini mulai membalik stigma negatif yang melekat pada dirinya. Kisah cerita diatas merupakan kisah hidup saya sendiri dan bagaimana kasih sayang dan kesabaran seorang ibu yang dapat membuat apa yang tak mungkin menjadi sesuatu hal yang mungkin terjadi.

Download versi pdf disini

0 comments:

Post a Comment