Halaman

Slide # 1
Slide # 2
Slide # 3

Monday, June 22, 2020

Karya Terbaik 3 Training and Writing Project #1


PENTINGNYA SELF AWARENESS SISWA DALAM BELAJAR
Karya Dania Noviyla

Pendidikan dapat dipandang sebagai pengubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan juga dapat mengubah pola pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek kehidupan ke arah peningkatan kualitas diri. Di sekolah, tujuan pembelajaran yaitu pembelajaran yang menggiring siswa memiliki kemampuan berpikir obyektif, kritis, cermat, analitis dan logis. Salah satu aspek psikologis dalam pembelajaran adalah kesadaran diri yang merupakan suatu kondisi atau pondasi awal yang diperlukan sebelum memulai proses pemahaman terhadap orang lain atau disebut self awareness. Berdasarkan realita yang dapat kita lihat banyak siswa menunjukkan perilaku suka mengobrol di kelas, tidak mengumpulkan tugas, berada di luar kelas saat pembelajaran, melanggar tata tertib dan menggunakan waktu luang mereka untuk bermain. Dapat dilihat bahwa siswa belum sadar bahwa kewajibannya sebagai siswa adalah belajar.
Self awareness perlu dimiliki seorang siswa dalam pembelajaran agar siswa menyadari apa yang harus dilakukannya selama proses pembelajaran. Seseorang yang memiliki kesadaran diri yang baik dapat mengendalikan emosi dirinya sendiri, dan mengontrol kelemahan dan kekurangan diri serta mengenali diri sendiri  secara mendalam. Kesadaran diri sangatlah penting, dengan memahami diri sendiri kita akan mendapatkan banyak hal – hal positif bagi diri kita sendiri, dan juga kita dapat mengontrol diri kita agar kita dapat bekerja bersama dengan orang lain secara efektif.
Self Awareness salah satu aspek kepribadian yang sangat penting di dalam kehidupan seseorang. Dengan adanya kesadaran diri dalam seorang siswa akan meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar, hal itu dapat berdampak positif dimana akan meningkatkan nilai – nilai pendidikan. Menurut Nu’man, (2019 : 52) Self Awareness juga merupakan salah satu atribut dasar dari aspek Emotional Intelligence dan juga merupakan salah satu kunci utama dalam meraih sukses di dalam segala hal.
Self awareness yaitu mengetahui apa yang sedang kita rasakan dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Seseorang dikatakan memiliki kesadaran diri jika dia mampu memahami emosi yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai diri sendiri, dan sadar tentang diri sendiri secara nyata. Secara singkat, kesadaran diri dapat diartikan sebagai suatu sikap sadar seseorang mengenai pikiran, perasaan, dan evaluasi diri yang ada dalam dirinya sendiri(Goleman, 2004:3).
Penting bagi seorang siswa untuk memiliki kesadaran diri sebagai seseorang siswa. Dengan adanya kesadaran diri seorang siswa mampu mengendalikan emosionalnya, mampu memilih hal – hal yang terbaik untuk dirinya sendiri, dengan begitu jika siswa di Indonesia memiliki kesadaran diri yang tinggi sebagai siswa, pendidikan di Indonesia akan meningkat dengan baik dan dapat memajukan pendidikan di Indonesia.

Daftar Pustaka
Goleman, Daniel. 2004. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum
Nu’man, Mulin.2019. Self Awareness Siswa Madrasah Aliyah dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Pengembangan Pembelajaran Matematika (JPPM) /Vol I.



TENTANG PENULIS

Nama                           : Dania Noviyla
NIM                            : RRA1C217002
Fakultas                       : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi             : Pendidikan Ekonomi
EXISTER                    : 2017






Karya Terbaik 2 Training and Writing Project #1


OPTIMALISASI ZISWAF SEBAGAI UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN EKONOMI DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA
Karya Fauziah Chairiyati

Indonesia memiliki penduduk sebanyak 255.461.700 jiwa pada tahun 2015, (BPS, 2016) dan menduduki posisi pertama sebagai penduduk muslim terbesar di dunia mencapai 87.21% pada tahun 2013 (Kemenag, 2013), sehingga potensi zakat, infaq, sedekah dan waqaf yang besar sehingga diyakini dapat membantu mengatsi permasalahan ekonomi Indonesia ditengah pandemi Covid-19 ini.
Zakat merupakan bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang diwajibkan Allah SWT kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu. zakat dibagi menjadi dua yakni zakat maal dan zakat fitrah. Berdasarkan penelitian Baznas, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Islamic Development Bank (IDB) dikatakan bahwa potensi zakat nasional sebesar Rp.217 triliun (Firdaus dkk, 2012). Sehingga dengan adanya kewajiban membayar zakat maal/harta yang telah terpenuhi nisab dan haulnya maka wajib dikeluarkan, dan dapat disalurkan kepada saudara kita yang membutuhkan terutama kepada masyarakat kecil yang terkena dampak virus corona ini. Selain itu zakat fitrah berupa beras yang akan kita tunaikan di bulan ramadhan, akan sangat membantu saudara kita yang tidak dapat bekerja dan memenuhi kebutuhan hidupnya selama pandemi covid19 ini.
Kedua, Infaq yaitu mengeluarkan harta yang pokok (uang atau barang). Ditengah pandemi covid-19 ini, semua serba kekurangan terutama masyarakat kecil bekerja di sektor informal yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok/makanan bahkan membeli masker, hand sanitizer dan dis-infektan untuk perlindungan diri pribadi. Oleh karena itu, peranan infaq dari saudara kita sangat dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan ini, karena jika hanya mengandalkan negara maka tidak akan terjangkau seluruhnya. Sehingga dibutuhkan kerja sama dan tolong-menolong antar sesama umat manusia agar kita dapat cepat melewati masa-masa sulit ini bersama.
Ketiga, sedekah yang berasal dari kata sidq (sidiq) “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah berupa harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. Dalam kondisi maraknya covid-19 saat ini, perlunya rasa kepedulian antar sesama masyarakat guna mencegah penularan wabah ini. Sedekah dalam hal ini dapat berupa bantuan tenaga/volunteer yang bersedia membantu aparat pemerintah, tenaga kesehatan/ tenaga bantu medis sebagai garda terdepan dalam menangani wabah serta relawan yang membantu melakukan penyemprotan disinfektan di daerah sekitar, dengan begitu bantuan berupa tenaga dapat tersalurkan guna pencegahan penularan wabah covid-19.
Keempat, wakaf menurut UU wakaf Nomor 41 Tahun 2004 “perbuatan hukum wakif (pihak yang berwakaf) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum sesuai syariah. Di tengah maraknya wabah covid-19, yang setiap harinya bertambah ratusan kasus baru dan angka kematian. Hal tersebut berdampak pada kurangnya tempat untuk penanganan pasien guna isolasi dan pemakaman. Pengalih fungsian beberapa tempat seperti penginapan dialih fungsikan untuk menampung masyarakat yang terjangkit wabah covid-19. Sehingga dapat meminimalisasi dampak penularan kepada orang lain. dan menghindari penolakan jenazah Covid-19, karena tak sedikit dari masyarakat desa asal penderita menolak untuk menerima jasad pasien covid, sehingga dengan pemberian wakaf tanah untuk lahan pemakaman sangat dibutuhkan saat ini.
Oleh karena Itu, melalui pemberdayaan dana umat melalui zakat, infaq, sedekah dan waqaf (ZISWAF) yang diikuti kesadaran dan saling tolong-menolong diantara kita, sehingga permasalahan sulit ini akan mudah dilewati, karena seluruh lapisan masyarakat berperan aktif melawan Covid-19.
~We are in this together, we will get through it together and let’s finish it together~

Sumber Referensi
BPS. 2016. Statistik Indonesia 2016. Jakarta: BPS
Kemenag. 2013. Kementerian Agama dalam Angka Tahun 2013. Kementerian Agama
Firdaus, Muhammad, Beik, Irfan Syauqi, Irawan, Toni, Juanda, Bambang . 2012. “Economic Estimation and Determinations of Zakat Potential in Indonesia”. IRTI Working Paper Series No. 1433-07. Jeddah: IRTI
Sedekah.Baznas.go.id
Zakat.or.id


TENTANG PENULIS

Nama                                       : Fauziah Chairiyati
NIM                                         : C1F018013
Fakultas                                   : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi             `           : Ekonomi Islam
EXISTER                                 : 2018

Karya Terbaik 1 Training and Writing Project #1


APAKAH DUNIA HANYA BUTUH ILMU KETEKNOLOGIAN ? 
Karya Bisma Aulia
   
Saat ini dunia sedang berduka, penyebaran virus yang cepat membuat perubahan kehidupan dalam sekejap. Komunikasi serta interaksi langsung, makan bersama, berkumpul bersama, rapat bersama, hingga beribadah berjamaah saat ini dibatasi. Pembatasan sosial tersebut bukan karena rakyat dikekang oleh beberapa oknum, tetapi, pembatasan tersebut dilakukan untuk mengekang penyebaran virus. Perubahan sosial yang terjadi memang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, terlebih rakyat Indonesia yang dikenal dengan ramah terhadap orang lain, saat ini harus saling menjaga dengan cara menghindari satu sama lain. Terlebih bulan suci Ramadhan saat ini yang biasanya silahturahmi di masjid ketika tarawih, atau meriahnya pasar bedug menjadi hal yang dirindukan saat ini. Pembatasan sosial tersebut memperkecil langkah masyarakat dan juga mengecil penyebaran virus saat ini. Dengan adanya pembatasan tersebut, mengalihkan kebiasaan masyarakat yang awalnya luring menjadi daring. 
Penggunaan teknologi seperti video conference, media sosial, hiburan/entertainment secara daring, dan sebagainya menjadi primadona saat #dirumahAja. Sebagai orang yang mempelajari ilmu dibidang teknologi, permintaan pasar dibidang tersebut tentu menjadi motivasi untuk terus belajar dan mencoba menganalisis bagaimana mereka dapat membuat ide untuk mempermudah masyarakat. Pada awalnya, hanya belajar dibidang tersebut membuat saya bangga bahwa jika saya lulus dengan gelar tersebut dapat menjadi primadona pula dipekerjaan. Tetapi, saya berpikir bahwa era ini tidak butuh hanya sebatas gelar S.Kom atau S.T dibidang informatika, alangkah baiknya jika gelar tersebut didukung kemampuan dalam bidang tersebut. Karena banyak lulusan dibidang ini gagal, karena mereka tidak dapat menguasai kemampuan dibidang tersebut. Padahal mereka telah menghabiskan masa emas mereka untuk belajar dibidang tersebut. Menjadi programmer adalah pekerjaan keren yang notebenenya adalah mampu membuat inovasi terbaru dibidnag teknologi dan juga membantu manusia dalam memudahkan pekerjaan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini programmer dibutuhkan dibanding rumpun ilmu lain. Jadi, apakah jika tidak menguasai dunia programming membuat kita susah berjuang didunia ? atau apakah jika kita menguasai dunia programming membuat kita dapat menguasai dunia ?.
Sebelum pandemic ini melanda, saya beranggapan bahwa dunia ini sangat membutuhkan mereka yang mempelajari teknologi, tetapi saya menyadari bahwa didunia ini tidak sepenuhnya membutuhkan programmer. Dunia ini membutuhkan banyak rumpun ilmu, seperti ekonomi untuk menyelamatkan keuangan, dokter untuk mensejahterakan kesehatan manusia, hukum agar mampu mempertahankan keadilan dimuka bumi ini, dan sebagainya. Maka, dunia butuh mereka semua, mereka yang mampu mendedikasikan kehidupan mereka untuk kepentingan masyarakat banyak. Tentu menjadi programmer adalah pekerjaan yang keren, didalam benak orang, programmer adalah mereka yang hebat dibidang teknologi. Tetapi, kehadiran programmer saja tidak cukup, butuh mereka dengan ilmu yang berbeda yang dapat melengkapi teknologi tersebut. Bayangkan jika semua orang hanya kuliah atau bekerja dibidang teknologi, bagaimana jika wabah penyakit seperti ini menyerang lagi ?, memang benar dengan adanya teknologi dapat membantu, tetapi, dalam pembuatan dan proses penciptaan tersebut tentu butuh logika dari seorang dokter yang dapat membantu. Banyak berkembang asumsi bahwa di era revolusi industri ini dibutuhkan mereka yang bergelut dibidang teknologi agar tidak tergerus zaman. Kembali lagi dengan pernyataan saya diatas, apakah semuanya harus menggeluti bidang teknologi saja ?. Tentu saja jawabannya tidak. Meskipun saya lega bahwa ilmu saya akan berguna dibanyak bidang, tetapi tentu saja, tanpa mereka, orang-orang yang paham teknologi tersebut tidak akan dapat mengembangkan berbagai teknologi dibidang kesehatan, sosial, ataupun sebagainya. Maka, jangan lah pernah menganggap bahwa ilmu kita merupakan ilmu paling penting didunia ini. Semua ilmu penting, hanya saja, dalam perkembangannya dibutuhkan penguasaan teknologi dibidangnya. Memang tidak dapat dipungkiri lagi jika saat ini mengharuskan kita memahami penggunaan teknologi sederhana seperti email, media sosial, atau penggunaan seperti excel, Microsoft word, dan sebagainya.
Seperti kata orang, bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini. Begitu pula dengan ilmu, didunia ini tidak dapat berkembang hanya dengan orang yang menguasai ilmu teknologi saja, butuh ilmu-ilmu lain yang membantu dalam mengembangkannya. Tanpa mereka yang paham akuntansi mungkin tidak ada software SAP, dan tanpa mereka yang paham ilmu kesehatan tidak mungkin aplikasi sejenis halodoc dapat berkembang. Maka, semua ilmu bermanfaat hanya saja tergantung pada individu masing-masing dalam mengembangkan ilmu tersebut. Apakah hanya mengandalkan ilmu itu saja tanpa penguasaan teknologi ?, atau hanya menjelajahi ilmu yang diberikan dosen saja, sehingga tidak berkembang ?, atau saya dan kalian yang menggeluti ilmu teknologi, hanya punya gelar tanpa skill bidang programming ?. Akhir kata, semua jawaban apakah dunia ini hanya butuh mereka dibidang keteknologian saja ada diusaha anda untuk dapat bertarung dengan kecerdasan buatan di Era Revolusi Industri 4.0 ini.

TENTANG PENULIS

Nama                           : Bisma Aulia
NIM                            : F1E118006
Fakultas                       : Sains dan Teknologi
Program Studi             : Sistem Informasi
EXISTER                    : 2018