Halaman

Slide # 1
Slide # 2
Slide # 3

Friday, June 13, 2014

Buat Kamu Mahasiswa Tingkat Akhir, Pasti Akrab Banget Sama Hal Ini


Jadi mahasiswa tingkat akhir itu ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi, kamu akan lega karena sudah tidak ada lagi kelas yang harus diambil. Gempuran tugas yang bikin begadang sampai tengah malam sudah lewat. Kamu akan punya banyak waktu luang untuk melakukan hobi, nonton film, jalan-jalan juga pacaran.

Tapi di sisi lain tekanan juga makin berat. Kamu mulai ditanya “Kapan lulus?”, “Mau kerja apa nanti?” sampai “Kapan nikah?” di setiap kesempatan. Kalau kamu mahasiswa tingkat akhir, pasti kamu bisa paham hal-hal ini.



1. Kamu Bisa Tidur Dan Bangun Seenaknya

Jam tidurmu kacau via i.huffpost.com

2. Waktu Bangun Tidur, Saking Woles-Nya Kamu Sering Bingung Mau Ngapain Di Hari Itu
Harus ngapain hari ini? via www.gifgood.ru

3. Seharusnya Sih Kamu Ngerjain Skripsi



Udah ngerjain skripsi? via sd.keepcalm-o-matic.co.uk


SEHARUSNYA, ya…tapi takdir sering berkata lain.

Hihihihihihihi :D


4. Tapi Yang Sering Terjadi Adalah Buka Laptop



Buka laptop niatnya mau skripsian via www.butterbin.com


5. Kemudian Terdistraksi. Malah Browsing Atau Nonton Serial

Malah nonton Game of Thrones via cinepop.virgula.uol.com.br


6. Di Dalam Otakmu: “Bentar Lagi Deh Ngerjain Skripsinya”.

Waktu berlalu tanpa terasa via cinepop.virgula.uol.com.br


Kemudian tanpa sadar 5 jam berlalu begitu saja.

Hiihihihihihi :D


7. Kamu Girang Kalau Dapat Ajakan Main Dari Temen


Senang kalau diajakin ngumpul via giphy.com


8. Karena Kalian Udah Makin Jarang Ngumpul


Nongkrong bareng jadi kegiatan langka via 3.bp.blogspot.com



9. Beberapa Diantara Temanmu Malah Sudah Lulus Duluan

Datang ke wisudaan teman via vicky8p10.blog.ugm.ac.id

Dalam hati: “Giliranku kapan dataaaang?” 


Hihihihihihi :D



10. Kamu Selalu Berusaha Terlihat Bahagia Waktu Datang Ke Wisuda Teman


Berusaha terlihat bahagia via giphy.com

Pasang senyum selebar Niki Minaj agar tampak ikut bahagia.

Katakan Bunciiiiiiss :D


11. Padahal….Dalam Hati, Sakit


Sakitnya terasa sampai ke hati via photo4.ask.fm


12. Kalau Lihat Teman Yang Udah Lulus Duluan Maka Semangatmu Untuk Segera Lulus Akan Menggebu


Semangat menggebu untuk lulus via www.sfb804.de


13. Mulai Rajin Ke Perpustakaan Lagi Deh Buat Ngerjain Skripsi


Kembali rajin ke perpus via 4.bp.blogspot.com


14. Kadang Di Tengah Skripsi Yang Tak Kunjung Kelar Itu, Kamu Bertanya-Tanya:“Ngapain Sih Aku Milih Topik Ini?”



Kenapa harus nulis topik ini? via giphy.com


“Sial. Susah ternyata ya nulis ini. Padahal kan banyak yang lebih gampang”.


15. Gak Jarang Juga Kamu Merasa Salah Jurusan


Boleh jadi ubur-ubur aja? via images2.nick.com

Kalau bisa, rasanya pengen deh bertransformasi jadi ubur-ubur atau bintang laut.


16. Kamu Nggak Tahu Besok Mau Jadi Apa. Mau Kerja Dimana?


Sedih kalau mikir masa depan via 2.bp.blogspot.com



17. Ada Satu Orang Yang Posisinya Di Bawah Tuhan: Dosen Pembimbing Skripsi


DPS setingkat dibawah Tuhan via 4.bp.blogspot.com


18. Rasa Optimis Setiap Draft Skripsi Selesai Dan Maju Ke Dosen Pembimbing



Berharap skripsi segera diterima via 3.bp.blogspot.com



19. Tapi SMS Mu Tak Kunjung Dibalas



Menanti balasan SMS via media.tumblr.com



20. Perut Mulas Waktu Bimbingan


 Deg-degan saat bimbingan via pbio.uad.ac.id


21. Eh…..Masih Harus Revisi

Revisi menumpuk pasca bimbingan via 2.bp.blogspot.com



22. Orang Tua Di Rumah Udah Nanya Terus, “Kapan Lulus?”

Entar ya Pak, Bu via lh3.googleusercontent.com

Sabar ya Bapak, Ibu.


23. Setiap Ketemu Keluarga Besar Dan Ditanya, “Udah Semester Berapa?”

Semoga semester ini lulus via kampus.unikom.ac.id


24. Rasanya Pengen Lempar Meja! Tapi Kamu Berusaha Kalem Dan Menjawab,“Tinggal Skripsi Kok”

Kalem aja bro via kampus.unikom.ac.id


25. Kamu Udah Capek Dengar Nasihat,“Asal Niat, Skripsi Pasti Kelar Kok”

Bosan dinasihatin via giphy.com


26. Yakale Broh, Kamu Udah Kurang Niat Apalagi Sih???

Lelah hati ini ngurusin skripsi via giphy.com


27. Setiap Kamu Datang Ke Kampus, Rasanya Seperti Orang Asing Karena Udah Nggak Ada Muka Yang Kamu Kenal

Asing di kampus sendiri via giphy.com


28. Ketemu Teman Satu Angkatan Yang Juga Lagi Ngurus Skripsi Seperti Menemukan Teman Seperjuangan

Senang dapat teman senasib via media.tumblr.com


29. Setelah Revisi Yang Panjang Dan Mengorbankan Jam Tidurmu

Setelah lembur ngebut revisi via segiempat.com


30. Akhirnya ACC Juga!

Yeah akhirnya diterima juga skripsinya via lh4.googleusercontent.com


31. Menjelang Pendadaran, Kamu Gak Akan Bisa Tidur

Cemas menjelang pendadaran via giphy.com


32. Kamu Pasrah Dibantai Sama Dosen Penguji

Dibantai dosen penguji via 1.bp.blogspot.com


33. Alhamdulillah Yah, Walau Masih Ada Revisi Akhirnya Dapat Gelar Juga

Akhirnya dapat gelar via 1.bp.blogspot.com


34. Bisa Wisuda Dan Bikin Orang Tua Bangga

Akhirnya wisuda juga via www.ppm-roudhotuljannah.com


35. Walau Perjuangan Belum Berakhir. Siap-Siap Aja Ditanya, “Kapan Kerja?” “Kapan Nikah?”

Kapan kita meniqa? via 3.bp.blogspot.com


36. Ooooh, Hidup…..

Hidup begini amat ya via mojo.dailybruin.com


YUDI ADITYA


Sumber :

Hipwee

Wednesday, June 11, 2014

Wisudawan itu Ber-IPK 3,96 Diantar Ayahnya dengan Becak




Namanya hanya satu kata: Raeni. Nama yang sederhana itu, kata Raeni, berarti efisien berdasarkan disiplin ilmu akuntansi. Kesederhanaan hidup dan prinsip hidup tidak neko-neko menjadi napas keseharian gadis yang pada 10 Juni 2014 lalu diwisuda sebagai lulusan dengan nilai IPK tertinggi, 3,96, di Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu.

Perhatian para keluarga wisudawan dan puluhan wartawan langsung tersita pada Raeni, Selasa (10/6). Pasalnya, wisudawan dari Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE) Unnes ini berangkat ke lokasi wisuda dengan kendaraan yang tidak biasa. Penerima beasiswa Bidikmisi ini diantar oleh ayahnya, Mugiyono, menggunakan becak.

Mengapa becak? Ayahanda Raeni memang bekerja sebagai tukang becak yang saban hari mangkal tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Langenharjo, Kendal. Pekerjaan itu dilakoni Mugiyono setelah ia berhenti sebagai karyawan di pabrik kayu lapis.  Sebagai tukang becak, diakuinya, penghasilannya tak menentu. Sekira Rp10 ribu – Rp 50 ribu. Karena itu, ia juga bekerja sebagai penjaga malam sebuah sekolah dengan gaji Rp450 ribu per bulan.

Raini merupakan angkatan pertama dari program Bidikmisi yang berjalan sejak 2010. Total mahasiswa program Bidikmisi di universitas itu mencapai 5.450 orang. Di kampusnya, Raini tak hanya dikenal berprestasi dalam bidang akademik, tapi juga aktif dalam kegiatan mahasiswa






"Sederhana dan efisien itu luar biasa. Hidup menjadi fokus dan enteng," ujar Raeni saat ditemui di tempat kosnya, Jalan Kalimasada, Gungpati, Kota Semarang, Rabu, 11 Juni 2014. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi ini juga menemukan nilai-nilai lain dari akuntansi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, yakni keadilan, transparan, dan akuntabel.

Dengan nilai-nilai tersebut, putri bungsu pasangan Mugiono dan Sulamah ini meraih prestasi akademik. Tugas mahasiswa, dia melanjutkan, sebenarnya sangat sederhana, yakni menyelesaikan tugas belajar dengan baik. "Tak ada resep khusus. Asal mengerjakan kewajiban dengan baik, Insya Allah, sukses," kata perempuan 21 tahun itu. "Jangan lupa rajin berdoa dan ibadah."

Raeni yang bercita-cita menjadi pendidik ini meraih gelar sarjana dalam waktu 3,5 tahun. Sebagai penerima beasiswa Bidikmisi, ia memang tak bisa berlama-lama di bangku kuliah. Maksimal delapan semester. Jika lebih, ia harus membayar kuliah secara mandiri. Hal ini tentu sangat dihindari mengingat sang ayah hanya bekerja sebagai penarik becak di Kabupaten Kendal.

Ayah Raeni, Mugiono, sebenarnya pernah bekerja sebagai petugas jaga malam di PT Kayu Lapis Kaliwungu. Namun, saat Raeni masuk kuliah, pekerjaan itu ditinggalkannya untuk memperoleh pesangon dari perusahaan. Uang itu digunakan untuk membeli laptop yang memang dibutuhkan Raeni dalam perkuliahan.





"Raini aktif di BEM, UKM bidang riset, dan sering menang lomba karya tulis ilmiah,"

“Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi,” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut. Tentu saja cita-cita itu didukung ayahandanya. Ia mendukung putri bungsunya itu untuk berkuliah agar bisa menjadi guru sesuai dengan cita-citanya."

“Sebagai orang tua hanya bisa mendukung. Saya rela mengajukan pensiun dini dari perusahaan kayu lapis agar mendapatkan pesangon,” kata pria yang mulai menggenjot becak sejak 2010 itu.
Rektor Prof Dr Fathur Rokhman MHum mengatakan,apa yang dilakukan Raeni membuktikan tidak ada halangan bagi anak dari keluarga kurang mampu untuk bisa berkuliah dan berprestasi."

“Meski berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang kurang, Raeni tetap bersemangat dan mampu menunjukkan prestasinya. Sampai saat ini Unnes menyediakan 26 persen dari jumlah kursi yang dimiliki untuk mahasiswa dari keluarga tidak mampu. Kami sangat bangga dengan apa yang diraih Raeni,” tuturnya.


YUDI ADITYA


SUMBER :